Di hadapan Gubernur Jawa Tengah, tersangka mengaku menyesali perbuatannya yang telah menodai belasan santriwatinya. 'Masyallah, saya sangat menyesal sekali,' ucap tersangka, dilansir TribunBanyumas. (ist) GanjarPranowo PengasuhPonpes Batang
, modus tersangka saat melancarkan aksinya yakni menikahi siri korbannya.Tak hanya itu, tersangka juga melakukan bujuk rayu yakni korban akan mendapat berkah keturunan.Pengasuh ponpes itu juga mengancam agar korban tidak memberitahu soal kejadian itu kepada orang lain.
Norge Siste Nytt, Norge Overskrifter
Similar News:Du kan også lese nyheter som ligner på denne som vi har samlet inn fra andre nyhetskilder.
Ganjar Pranowo Hadiri Jumpa Pers Kasus Perkosaan 11 Santriwati oleh Pengasuh Ponpes di BatangGanjar Pranowo dan Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi ikuti jumpa pers kasus pemerkosaan santriwati oleh pengasuh pondok pesantren di Batang
Les mer »
Momen Ganjar Pranowo Marahi Pengasuh Ponpes Al-MinhajGubernur Jateng, Ganjar Pranowo, memarahi pengasuh Ponpes Al-Minhaj, KH Wildan Mashuri Amin.
Les mer »
Keras! Ini Momen Ganjar Pranowo Marahi Pengasuh Ponpes Al-MinhajGubernur Jateng, Ganjar Pranowo, memarahi pengasuh Ponpes Al-Minhaj, KH Wildan Mashuri Amin.
Les mer »
Kasus Pengasuh Ponpes Cabul di Batang, Ganjar: Kita Turunkan Tim untuk Evaluasi PonpesnyaRADARSEMARANG.ID, Batang - Kasus asusila di salah satu pondok pesantren di Desa Wonosegoro, Kecamatan Bandar terungkap. Pelakunya adalah pengasuh pondok pesantren bernama Wildan Mashuri Amin, 57 tahun. Korban yang melapor di Kepolisian berjumlah 14 orang. Sedang pengakuan tersangka korban berjuml
Les mer »
Ganjar Emosi Saat Interogasi Pengasuh Ponpes di Batang yang Perkosa Belasan SantriEmosi Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, tak bisa disembunyikan saat menanyai pelaku pemerkosaan belasan santri di Batang.
Les mer »
Ganjar Minta Ponpes di Batang Milik Oknum Pengasuh Cabul Dievaluasi, Terancam DitutupGanjar menegaskan, dirinya akan menggandeng Kemenag untuk mengevaluasi ponpes di Desa Wonosegoro, setelah si pengasuh mencabuli santriwatinya.
Les mer »