Anggapan OPEC+ bahwa pemotongan produksi minyak diperlukan untuk mencegah kelebihan pasokan mendapatkan pembenaran.
Bagikan Facebook Twitter WhatsApp Linkedin Telegram Tautan Tersalin A- A+ Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah turun tajam pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat setelah OPEC+ memprovokasi reaksi Amerika Serikat terhadap rencana pemotongan produksi.
Mengutip Bloomberg, Kamis , Arab Saudi dan mitranya terus memprovokasi reaksi dari Gedung Putih ketika mereka mengejutkan pasar minyak global dengan pengurangan produksi baru. Namun, dengan minyak mentah Brent tenggelam di bawah US$80 per barel pada Rabu, anggapan OPEC+ bahwa pemotongan diperlukan untuk mencegah kelebihan pasokan mendapatkan pembenaran.
Posisi itu tidak memengaruhi konsumen karena minyak mentah berjangka meroket 8 persen menjadi US$86 per barel di London sehari setelah keputusan 2 April 2023. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan langkah itu keliru, indikasi lebih lanjut dari ketegangan hubungan dengan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman.
Norge Siste Nytt, Norge Overskrifter
Similar News:Du kan også lese nyheter som ligner på denne som vi har samlet inn fra andre nyhetskilder.
Harga Minyak Menguat, Permintaan Diperkirakan Cetak RekorMinyak mentah menguat seiring dengan kepercayaan investor akan meningkatnya permintaan dari China.
Les mer »
Harga Minyak Mentah Dunia Hari Ini Melonjak, Tembus USD 82,73 per BarelHarga minyak mentah Brent ditutup naik USD 1,07 atau 1,3 persen menjadi USD 82,73 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup naik 89 sen atau 1,1 persen menjadi USD 78,76.
Les mer »
Harga Minyak Dunia Bangkit Jelang Liburan, Bakal Tahan Lama?Harga minyak mentah mulai kembali membaik
Les mer »
Harga Minyak Anjlok Tertekan Kekhawatiran Resesi GlobalHarga minyak dunia anjlok lebih dari dua persen pada penutupan perdagangan Selasa (25/4/2023) karena kekhawatiran atas resesi dan dolar yang lebih kuat.
Les mer »
Harga Minyak Turun 2% karena Kekhawatiran Ekonomi dan DolarHarga minyak turun 2% pada Selasa (25/4/2203) karena kekhawatiran perlambatan ekonomi dan penguatan dolar.
Les mer »