Harita Nickel (NCKL) membukukan peningkatan pendapatan menjadi Rp10,24 triliun sementara laba bersih turun menjadi Rp2,74 triliun pada semester I/2023.
membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp10,24 triliun. Angka ini naik 88,74 persen dibandingkan dengan pendapatan sepanjang semester I/2022 sebesar Rp5,42 triliun.
Sementara itu berdasarkan pelanggan, nilai pengolahan nikel dengan pihak ketiga Lygend Resources and Technology, Tiongkok mendominasi sebesar 56 persen atau sebesar Rp5,77 triliun. Glencore International AG, Swiss sebesar 15 persen atau 1,50 triliun dan Ningbo Lygend Wisdom asal Tiongkok sebesar Rp1,30 triliun atau setara 13 persen dari jumlah pendapatan.
Adapun beban pokok pendapatan NCKL tercatat sebesar Rp6,74 triliun melambung 177,41 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp2,43 triliun. Adapun liabilitas tercatat sebesar Rp17,73 triliun dengan rincian liabilitas jangka panjang tercatat sebesar Rp8,14 triliun dan liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp9,58 triliun.