Seorang pengemudi ojol harus meregang nyawa. Gara-gara kabel semrawut di Jakarta. Siapa yang harus tanggung jawab?
Liputan6.com, Jakarta - Adalah seorang pengemudi ojek online bernama Vadim yang harus meregang nyawa. Peristiwa itu terjadi di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta Barat pada Sabtu 29 Juli 2023.
Ia percaya ada kelalaian dari Pemprov DKI dalam melakukan pengawasan, pengecekan, evakuasi, termasuk juga hal-hal yang sifatnya perawatan dan pemeliharaan. Trubus mengatakan, Pemprov juga harus beri sanksi tegas kepada perusahaan operator atau jaringan. Bisa dengan mencabut izin atau bahkan laporkan secara pidana.Ia mengatakan, idealnya Kota Metropolitan seperti Jakarta sudah menggunakan kabel bawah tanah. Ini penting agar tak ada lagi insiden yang membahayakan masyarakat di jalan raya.
Sudaryatmo menegaskan, korban bisa meminta ganti rugi berupa biaya pengobatan sampai sembuh. Jika korban sudah posisi bekerja, maka pendapatannya yang hilang selama berobat juga bisa diminta. 2 dari 5 halamanPerda SJUT Harus Cepat DisahkanAhli Planologi, Nirwono Yoga, meminta Pemprov DKI bersama DPRD mempercepat pengesahan Peraturan Daerah tentang Sarana Jaringan Utilitas Terpadu imbas kecelakaan mahasiswa akibat kabel di Jakarta Selatan.
Selain itu, dia juga meminta Pemerintah Provinsi DKI untuk lebih berani bertanggung jawab mengenai keamanan dan keselamatan warga saat pengerjaan SJUT di setiap wilayah."Pemprov DKI harus memanggil pemilik kabel optik dan kontraktor pelaksana pemasangan serat optik tersebut harus bertanggung jawab penuh terhadap korban," katanya.
Agus menerangkan, korban saat itu mengendarai sepeda motor dari arah timur menuju ke arah barat di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah Jakarta Barat. Diduga korban, kurang konsentrasi dan hati-hati saat melintas. Setelah menyusuri Jalan Pangeran Antasari sejauh satu kilometer, sebuah mobil jenis SUV berhenti di depan motor korban karena ada kabel fiber optik yang posisinya menjuntai secara melintang di tengah jalan.
Sultan yang tak sadarkan diri, langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, untuk mendapatkan pertolongan. Meski telah mendapatkan perawatan, Sultan belum bisa bicara dengan normal seperti sedia kala. "Saya yakin apa yang saya sampaikan ini tidak mencukupi. Tetapi inilah yang sudah disampaikan pihak Bali Tower," tambahnya.
Norge Siste Nytt, Norge Overskrifter
Similar News:Du kan også lese nyheter som ligner på denne som vi har samlet inn fra andre nyhetskilder.
Mahasiswa Terjerat Kabel Optik, Polda Metro: Kabel di Jakarta SemrawutPolda Metro Jaya menanggapi kasus kabel optik yang menjuntai hingga mencelakai mahasiswa di Jakarta Selatan bernama Sultan Rif'at Alfatih. Latif menyebut kabel di Jakarta semrawut.
Les mer »
Orangtua Remaja Korban Jeratan Kabel Ungkap Pihak Pemilik Kabel Tawarkan Sejumlah UangOrangtua Sultan Rifat Alfatih jmengatakan, pihak perusahaan pemilik kabel sempat mendatangi dirinya beberapa hari lalu, dan menawarkan sejumlah uang kepadan
Les mer »
Heru Budi Beberkan Izin Pemasangan Kabel Optik, Belum Semua Wilayah Jakarta Masuk Dalam Link SJUTHeru Budi Beberkan Izin Pemasangan Kabel Optik, Belum Semua Wilayah Jakarta Masuk Dalam Link SJUT TempoMetro
Les mer »
Kapolri Kirim Tim Dokter Gabungan untuk Rawat Korban Kabel Fiber Optik JakartaAkibat kecelakaan tersebut Sultan mengalami pendarahan di tenggorokan dan paru-parunya juga terendam air.
Les mer »
Heru Budi Panggil Operator Pemilik Kabel di Jakarta Usai Bikin Celaka PemotorPenjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, perusahaan pemilik kabel fiber optik di Jakarta telah dipanggil pada Jumat (4/8/2023) pagi.
Les mer »
Telkom Pastikan Kabel Melintang yang Sebabkan Pengendara Motor Celaka di Palmerah Bukan MiliknyaGM Witel Jakarta Barat, Dode Suparman menegaskan bahwa kabel fiber optic tersebut bukan milik Telkom.
Les mer »