Salah satu yang masih menjadi kendala bagi SIG untuk menjalankan Zero ODOL ini adalah terkait penambahan truk angkutan.
SEMEN Indonesia Group yang menjadi anggota Asosiasi Semen Indonesia meminta agar pelaksanaan kebijakan Zero ODOL dilakukan secara bertahap.
Namun demikian, kata Nuril, SIG saat ini sudah mencoba menjalankan Zero ODOL ini secara bertahap dengan mulai mengantisipasi kenaikan biaya operasional dengan melakukan beberapa langkah. "Dari gudang yang kita sudah siapkan di spesial area, semen-semen itu akan diangkut dengan memakai feeder atau kendaraan yang lebih kecil,” katanya. Pola seperti itu, menurut Nuril, akan membantu biaya operasional meski tidak turun terlalu ekstrim. “Tapi, kita setidaknya bisa menekan biaya lebih rendah lagi,” ungkapnya. Hal kedua yang sudah dilakukan Semen Indonesia terkait Zero ODOL adalah mencoba meningkatkan kapasitas angkut dengan kereta api.
“Jadi, kalau kita ngomongi tol laut apakah betul sebagai sarana penjawab penyelesaian Zero ODOL, bisa ya bisa tidak. Tapi kalau dari dampak langsung sih rasanya belum,” ucapnya. Dulu, tuturnya, Semen Indonesia pernah menggunakan kapal Roro milik pemerintah sebagai moda transportasi. “Kita sempat mencoba beberapa kali, tapi itu pun tidak jalan dikarenakan memang biayanya relatif tinggi,” ujarnya.Di sisi lain, Semen Indonesia ini agak berbeda dengan yang lainnya.