Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengusulkan penyesuaian harga pembelian gula di tingkat petani atau harga pokok penjualan (HPP) menjadi senilai Rp15.000 per kg.
Nur Khabsyin di Jakarta, Sabtu mengatakan usulan penyesuaian harga pembelian di tingkat petani tersebut telah mempertimbangkan biaya pokok produksi gula dari sejumlah komponen yang naik.“Wajar, jika HPP [harga pokok penjualan] naik dikarenakan biaya pokok produksi gula juga naik, antara lain kenaikan biaya akibat pemakaian pupuk nonsubsidi, upah tenaga kerja, dan biaya transportasi,” katanya seperti dilansir Antara.
“Produksi tebu terus menurun dikarenakan pemupukan yang tidak optimal, di mana pupuk semakin mahal dan langka, sehingga banyak petani yang memupuk tebu tidak tepat waktu. Selain itu, dosis pupuk ini tidak bisa maksimal,” ujar Nur Khabsyin dalam keterangannya. “Tidak perlu ada HAP atau HET biar harga itu sesuai dengan pasar, sehingga petani bisa menikmati keuntungan dan tidak terbelenggu dengan HAP atau HET. Ini usulan kami,” katanya.
Norge Siste Nytt, Norge Overskrifter
Similar News:Du kan også lese nyheter som ligner på denne som vi har samlet inn fra andre nyhetskilder.
APTRI usulkan kenaikan HPP gula di tingkat petani, jadi Rp15.000/kgAsosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengusulkan penyesuaian harga pembelian gula di tingkat petani atau harga pokok penjualan (HPP) menjadi sebesar ...
Les mer »
Usul Petani: HPP Gula Tani Naik, Harga Acuan Pemerintah DihapusHarga pokok penjualan atau HPP gula di tingkat petani yang diusulkan sebesar RP 15.014 per kilogram pada 2023
Les mer »
HPP Gula di Tingkat Petani Diusulkan Naik Jadi Rp15.000, Ini AlasannyaAPTRI mengusulkan HPP gula di tingkat petani menjadi Rp15.000 per kg dari sebelumnya Rp11.500 per kg.
Les mer »
Petani Tebu Semringah Diserang Cuaca Panas, Penyebabnya IniMeskipun ada ancaman El Nino atau kemarau ekstrem, justru akan memberikan dampak yang baik pada produksi gula.
Les mer »
Di Tengah Tingginya Harga Pupuk, Selisih Harga Sawit di Sumsel TimpangHarga tandan buah segar di petani sawit swadaya tergolong rendah jika dibandingkan dengan petani sawit plasma. Kondisi ini membuat banyak petani merugi. Nusantara AdadiKompas
Les mer »